Brexit membuktikan bahwa rakyat Eropa tidak begitu saja percaya pada apa yang dikatakan politisinya. Fakta juga menunjukkan bahwa rakyat Eropa juga tak mudah dibohongi para politisi dan jejaring LSM yang menzolimi minyak sawit
Referendum rakyat Inggris untuk memilih tetap bergabung atau keluar dari Uni Eropa (Brexit) telah usai. Rakyat Inggris memilih untuk keluar dari Uni Eropa. Keputusan rakyat Inggris tersebut membuat para politisi Inggris dan Uni Eropa terkejut sekaligus terpukul sehingga Perdana Menteri Inggris memutuskan untuk mengundurkan politisi kawasan Eropa yang selama ini dengan percaya diri mengkampanyekan bahwa bergabung dalam EU akan meningkatkan kesejahteraan bagi rakyat kawasan Eropa, ternyata tidak sepenuhnya di percaya masyarakat. Pada masa sekarang ini yang melek informasi tinggi, rakyat tidak begitu saja mempercayai apa yang dikatakan politisi. Rakyat memiliki logika sendiri dan cara sendiri untuk menghimpun informasi yang diperlukan untuk mengambil keputusannya. Rakyat juga memahami bahwa para politisi atau siapapun itu memiliki agenda kepentingan sendiri yang tidak selalu sama dengan kepentingan rakyat.
Perbedaan nilai-nilai, sudut pandang antara rakyat dengan para politisi maupun LSM, tampaknya juga terjadi dalam bidang perdagangan minyak sawit. Gerakan anti sawit sejak awal tahun 1980 yang dilakukan sebagian politisi Eropa dan jejaring LSM baik di Eropa maupun di seluruh dunia sangatlah terstruktur, sistematis dan massif. Para politisi Eropa dan jejaring LSM nya, tak tanggung-tanggung memojokkan minyak sawit secara vulgar dan penuh kebohongan. LSM anti sawit di Indonesia, secara regular diwajibkan menyampaikan laporan tertulis dan menguploadnya di media sosial yang isinya menghujat habis-habisan minyak sawit Indonesia.
Kepentingan melindungi pengusaha minyak nabati lokal yang dibungkus dengan isu lingkungan, sosial dan kesehatan digunakan alasan untuk menggolkan kebijakan pembatasan impor sawit ke Eropa pada level pemerintah. Paket isu yang sama juga digunakan memaksa industri pengguna minyak sawit di Eropa untuk melabelisasi dengan Palm Oil Free atau NO Palm Oil pada produknya. Menurut study Kumar et.al (2015) mengungkap bahwa berdasarkan survey di super market Paris dan Brussel, jumlah produk yang menggunakan label NO Palm Oil meningkat dari 189 jenis tahun 2012 menjadi 687 jenis tahun 2014.
Apakah rakyat Eropa begitu saja percaya? Tampaknya tidak. Buktinya volume konsumsi minyak sawit Uni Eropa selalu meningkat dari tahun ke tahun. Menurut data Oil World (2015) volume konsumsi minyak sawit Uni Eropa naik dari 3.4 juta ton tahun 2000 menjadi 6.8 juta ton tahun 2015. Pangsa minyak sawit dalam total konsumsi minyak nabati Uni Eropa juga meningkat dari sekitar 34 persen menjadi 40 persen pada periode yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi minyak sawit sawit Uni Eropa bukan hanya meningkat saja tetapi meningkat lebih cepat dibanding minyak nabati lainya termasuk minyak nabati produksi dalam negerinya.
Rakyat Eropa memiliki logika sendiri dan cara sendiri untuk menghimpun informasi secara berimbang untuk mengambil keputusan untuk konsumsi. Logika rakyat Eropa memahami benar bahwa semua tanaman termasuk kelapa sawit berfungsi ekologis dan produknya adalah sehat. Isu kebakaran hutan, banjir, konflik sosial, monokultur, deforestasi dan lain-lain yang digunakan LSM anti sawit akibat ekspansi sawit, rakyat Eropa tidak begitu saja percaya karena di Eropa dan kawasan lain yang tidak ada sawit juga terjadi hal yang sama.
Rakyat Eropa juga mengetahui benar bahwa LSM anti sawit beserta politisi pendukungnya di Eropa memiliki kepentingan sendiri dan hanya demi uang saja. Selain membaca propaganda LSM anti sawit, juga membaca dan menghimpun informasi lain yang berasal dari lembaga lain dan publikasi yang disebarkan Indonesia dan Malaysia. Sebagai masyarakat yang memiliki mobilitas trans nasional, rakyat Eropa juga mengunjungi Indonesia dan Malaysia (sambil wisata) untuk mencari informasi langsung.
Apakah rakyat Eropa tidak mendukung petani minyak rapeseed, bunga matahari produksi sendiri? Tentu saja mendukung. Buktinya rakyat Eropa bersedia mensubsidi puluhan milyar Euro setiap tahun untuk mensubsidi petaninya termasuk petani minyak nabati. Meski sudah subsidi ternyata harga minyak rapeseed dan bunga matahari di Eropa yang hampir dua kali lebih mahal dari minyak sawit, membuat mereka harus memberi ruang juga untuk minyak sawit agar harga minyak rapeseed, bunga matahari dan kedelai tidak meroket.
Oleh karena itu, LSM anti sawit di Indonesia berhentilah melakukan kampanye negatif sawit. Rakyat Eropa dan Dunia tidak mudah di bohongi. LSM anti sawit dari Indonesia yang tega memburuk-burukkan negaranya sendiri ke dunia internasional, justru dipandang negatif oleh rakyat dunia. Daripada menjadi pengemis dana, penghianat bangsa dan penyebar kebohongan, lebih baik gunakan energinya untuk memberi masukan kepada industri minyak sawit kita sendiri agar selalu lebih baik dan memberi manfaat bagi rakyat dan masyarakat dunia. Tidak tertutup kemungkinan rakyat negara-negara EU lainya akan meminta referendum yang sama dan memilih keluar dari EU.
Source : Indonesiakita.or.id