
Mandatori Biodiesel Jalan Tercepat Turunkan Emisi
Jika konsisten ingin menurunkan emisi global, pemerintah perlu mengajukan proposal penurunan emisi global berbasis mandatori biofuel secara luas. Jika 10 persen saja BBM fosil digantikan biofuel akan menurunkan sekitar 6 persen emisi global setiap tahun
Pemerintah dan LSM lingkungan dalam forum-forum dunia seharusnya mengusung mandatori biodiesel sawit sebagai salah satu cara tercepat dalam menurunkan emisi global dan termasuk di Indonesia. Seharusnya, target pemerintah untuk menurunkan emisi sebesar 46 persen sebagaimana dijanjikan pada forum internasional dikaitkan dengan mandatori biodiesel.
Sebagaimana laporan International Energy Agency (IEA) sekitar 70 persen dari total emisi gas rumah kaca (GRK) dunia adalah dari konsumsi BBM fosil. Oleh karena itu, satu-satunya cara yang efektif mengurangi emisi GRK global tersebut adalah mengurangi ketergantungan dunia pada energi BBM fosil. Caranya yakni menggantikan BBM fosil dengan biofuel seperti biodiesel, biopremium, biogas, dan bioavtur.
European Commision (2012) sudah mengkajinya. Penggantian solar dengan biodiesel sawit dapat mengurangi 62 persen emisi mesin-mesin diesel. Artinya, bahan bakar yang digunakan mesin-mesin diesel seperti pabrik-pabrik, pembangkit listrik, alat transportasi yang selama ini menggunakan BBM solar fosil, perlu beralih ke penggunaan biodiesel sawit. Sehingga mesin-mesin diesel masih tetap berjalan normal namun tidak lagi menghasilkan emisi yang besar dan mengotori lingkungan seperti selama ini.
Jika 10 persen saja konsumsi BBM fosil global digantikan dengan biofuel, maka emisi global akan turun sekitar 6 persen setiap tahun. Penggantian BBM fosil dengan biofuel tersebut tidak mengurangi kesejahteraan masyarakat negara-negara maju yang selama ini penghasil emisi terbesar. Bahkan sebaliknya penggantian BBM fosil dengan biofuel sawit justru menambah kesejahteraan mereka sebagaimana studi European Economic (2014).
Indonesia termasuk terdepan dalam mengganti BBM solar dengan biodiesel sawit melalui kebijakan mandatori biodiesel. Sebagaimana diketahui bahwa setiap tahun Indonesia mengkonsumsi sekitar 34 juta ton BBM solar fosil dan menghasilkan emisi GRK ke udara bumi. Tahun 2016 Indonesia sedang mengimplementasikan B-20 yakni penggantian BBM solar fosil 20 persen dengan biodiesel sawit. Sehingga diharapkan akan terjadi pengurangan emisi GRK dari konsumsi energi.
Meskipun program mandatori biodiesel di Inonesia masih banyak kekurangan, namun kebijakan tersebut merupakan tercepat dan paling berhasil dibandingkan di negara-negara lain. Bahkan lebih maju dibandingkan dengan negara-negara maju penghasil emisi GRK terbesar dunia yakni seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa.
Pengalaman Indonesia tersebut seharusnya ditularkan ke negara-negara lain. Seharusnya pemerintah membawa proposal Pengurangan Emisi Global dengan Mandatori Biofuel Sawit dalam forum-forum internasional termasuk ke Amerika Serikat dan Uni Eropa. Bukan ikut-ikutan mengemis dana lingkungan seperti selama ini.
Negara-negara maju penghasil GRK terbesar selama ini harus berani mengalihkan konsumsi BBM fosil ke biofuel antara lain dari minyak sawit. Tidak ada kontribusi yang signifikan pada upaya penurunan emisi global dengan mengalihkan persoalan utama yakni mencari-cari kelemahan produsen sawit dengan logika yang jungkir balik.
Source : Indonesiakita.or.id