Skip to content

Kebun Sawit “Mesin” Pemanen Energi Surya

Mungkin kita pernah dengar mengenai Hukum Kekekalan Energi?

Sekadar mengingatkan, hukum tersebut berbunyi bahwa “energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan. Energi hanya bisa diubah dari suatu bentuk ke bentuk yang lain”. Hukum kekekalan energi tersebut diciptakan oleh James Prescott Joule, seorang ahli fisika dari Inggris. Berkat jasanya, sampai saat ini diabadikan menjadi satuan energi yakni Joule.

Kelapa-sawit-secara-netto-bukan-penyerap-karbondioksida-seperti-hutanMenurut hukum tersebut, energi di alam semesta ini jumlahnya tetap sejak alam semesta diciptakan sampai selama-lamanya. Energi hanya dapat berubah dari suatu bentuk ke bentuk yang lain seperti energi kimia (bahan bakar) berubah menjadi energi gerak (pada mobil) ); dari energi listrik berubah menjadi energi cahaya, dan seterusnya.

Jika tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan, tentu pertanyaannya dari mana sumber energi di bumi ini? Pastinya diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Sumber energi utama bagi kehidupan di planet bumi adalah energi matahari. Beruntung sekali kita, karena Indonesia terbentang di sekitar khatulistiwa, memanjang dari timur ke barat, sehingga kita dapat menikmati pancaran energi surya selama 15 jam setiap hari. Seharusnya Indonesia tidak mungkin kekurangan energi.

Memang bukan jaminan berada dipancaran energi surya tidak kekurangan energi. Energi surya merupakan energi potensial yang memerlukan alat untuk menangkap atau memanen energi surya tersebut. Tentu jika orang lapar, dengan menjemur tubuh di panas matahari tidak bisa kenyang karena tubuh kita tidak memiliki alat untuk menangkap energi matahari.

Lagi-lagi Tuhan sangat baik dan berpihak pada Indonesia. Sudah diberikan energi surya yang melimpah, lalu diberikan pula alat untuk memanen energi surya tersebut yakni tumbuhan hijau yang salah satunya bernama kelapa sawit. Kelapa sawit memiliki alat yang mampu menangkap energi surya yang dikenal sebagai klorofil daun. Oleh sel-sel klorofil daun, energi surya ditangkap dan disimpan/dirubah menjadi energi kimia dalam bentuk minyak sawit dan biomass.

Melalui perkebunan kelapa sawit, kita memanen energi surya setiap hari. Untuk ukuran efektifitas pemanenan energi surya, kebun sawit adalah yang paling produktif di antara 17 jenis tanaman minyak nabati yang ada di dunia. Setiap hektar kebun sawit mampu memanen energi surya dalam bentuk minyak sawit sekitar 5 ton minyak. Kebun kacang kedelai hanya sekitar 0.5 ton per hektar. Kemudian meskipun namanya bunga matahari, produksi minyak dari kebun taman bunga matahari hanya 0.52 ton minyak per hektar.

Sinar matahari terpancar di seluruh permukaan bumi, maka “alat” penangkap energi matahari juga harus menyebar dan menghampar. Itu sebabnya kenapa tanaman termasuk kebun kelapa sawit menghampar luas, sehingga semakin banyak energi surya yang tertangkap/dipanen.

Saat ini di dunia terdapat sekitar 120 juta hektar kebun kedelai, dimana sekitar 34 juta hektar berada di Amerika Serikat, sedangkan kebun sawit dunia saat ini baru mencapai sekitar 20 juta hektar dan sekitar 11 juta hektar berada di Indonesia. Meski kebun sawit dunia hanya 20 juta hektar, karena lebih diberkati oleh Tuhan, ia mampu memanen energi surya sebesar 60 juta ton minyak. Sementara kebun kedelai dunia yang luasnya 6 kali lipat luas kebun sawit dunia, hanya mampu memanen energi surya sebesar 45 juta ton. Jadi sebenarnya, jika dunia bersedia untuk tidak boros dan repot-repot untuk urusan produksi minyak nabati dunia diserahkan saja ke tanaman yang lebih diberkati Tuhan yakni kelapa sawit. Dengan kebun sawit, dunia tidak perlu alokasikan lahan seluas 200 juta hektar untuk kebun tanaman nabati. Dengan kebun sawit 50 juta hektar pun cukup untuk memenuhi sekitar 250 juta ton kebutuhan minyak nabati dunia.

Oleh karena itu, teman-teman LSM tidak perlu meributkan perluasan area kebun sawit di Indonesia. Seharusnya LSM mendesak negara-negara barat untuk tidak bersikeras dalam memperluas kebun kedelai, kebun rape, kebun bunga matahari yang kurang diberkati itu. Mereka tidak perlu menghalang-halangi kebun sawit apalagi dengan meminjam tangan LSM. Indonesia dan negara produsen sawit akan siap memperluas kebun sawit untuk membagi minyak yang diberkati ke negara-negara barat dan keseluruh dunia.

Source : Sawit.or.id

Post View : 639
EnglishIndonesia