
Cegah Karhutla! GAPKI Bersama Anggota Siap Siaga
Bencana kebakaran hutan dan lahan atau karhutla masih menjadi ancaman bagi Kalimantan Selatan di musim kemarau. Tak terkecuali di tengah kondisi pandemi Covid-19 saat ini.
Bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalimantan Selatan hingga Agustus tahun ini terjadi di 11 kabupaten/kota dan menghanguskan areal seluas 713 hektar.
Areal tersebut lebih luas dari karhutla pada 2016 yang hanya 252,5 hektar. Kesiapsiagaan dari berbagai pihak krtusial untuk mencegah dan menanggulangi agar karhutla tidak semakin menjadi-jadi di tengah kondisi pandemi.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalsel, areal seluas 713 hektar yang terbakar itu akibat dari 103 kejadian karhutla di Kalsel sepanjang 2021, yakni dari 1 Januari sampai dengan 20 Agustus. Kejadian karhutla terbanyak ada di Kota Banjarbaru (33 kali), disusul Kabupaten Tanah Laut (25), Balangan (17), Tapin (11), dan Banjar (5).
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kalsel Sahruddin mengatakan, Pemerintah Provinsi Kalsel telah menetapkan status siaga darurat karhutla di Kalsel, terhitung mulai 1 Juni sampai 30 November 2021. Namun, kondisi Kalsel sampai Agustus ini masih banyak hujan sehingga tidak ada peningkatan kejadian karhutla yang signifikan.
”Untuk penanganan karhutla, kami sudah membentuk lima pos lapangan. Kabupaten/kota juga sudah membentuk pos-pos lapangan. Operasi pemadaman darat sudah berjalan,” kata Sahruddin dalam Apel Virtual Kesiapsiagaan Karhutla Anggota Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Cabang Kalsel, Rabu (25/8/2021).
Karhutla di Kalsel harus diantisipasi karena sudah menjadi kejadian tahunan yang menimbulkan bencana asap. Dalam kurun waktu tujuh tahun terakhir, karhutla ekstrem pernah terjadi di Kalsel pada 2015 dan 2019. Luas hutan dan lahan yang terbakar mencapai 7.138,1 hektar pada 2015 dan 7.102,03 hektar pada 2019.
Menurut Sahruddin, Pemprov Kalsel juga sudah meminta bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebagai antisipasi untuk operasi pemadaman udara. Sejak Juli lalu, Kalsel mendapat bantuan satu helikopter patroli karhutla dan dua helikopter pengebom bom (water bombing). Tambahan helikopter untuk Kalsel akan datang lagi dalam beberapa hari ke depan.
”Kami berharap ada sinergisitas antara masyarakat, perusahaan (kelapa sawit), dan petugas gabungan dalam menanggulangi karhutla. Jika terjadi kebakaran, jangan sampai perusahaan hanya memadamkan di lahan miliknya saja dan tidak mau membantu pemadaman di sekitar lahan perusahaan,” katanya.
Ketua GAPKI Cabang Kalsel Eddy S Binti mengatakan, pelaksanaan apel virtual anggota GAPKI Cabang Kalsel ini adalah salah satu wujud kesiapsiagaan dan kepeduliaan, tanggung jawab, dan komitmen perusahaan perkebunan kelapa sawit dalam rangka mencegah, mengendalikan, serta meminimalkan terjadinya kebakaran pada areal di dalam dan di sekitar perkebunan kelapa sawit.
Anggota GAPKI Kalsel berkomitmen untuk mencegah dan menanggulangi karhutla sebagaimana telah diatur atau tertuang dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 5 Tahun 2018 tentang Pembukaan dan/atau Pengolahan Lahan Perkebunan Tanpa Membakar.
”Untuk antisipasi, kesiapsiagaan anggota GAPKI terus ditingkatkan walaupun kondisi tahun ini kemarau basah. Kami harus mengantisipasi supaya tidak terjadi karhutla,” ujarnya.
Kolaborasi
Menurut Eddy, anggota GAPKI Kalsel harus betul-betul menyiapkan sarana prasarana untuk pencegahan karhutla. ”Perusahaan harus berkolaborasi dengan pemerintah daerah, TNI, Polri, BPBD, bahkan sampai ke tingkat desa. Pada saat nanti terjadi karhutla di mana pun, kami harus segera bertindak,” katanya.
Ketua Umum GAPKI Joko Supriyono menyebutkan, ada banyak faktor yang menyebabkan karhutla di Kalsel, antara lain, terbukanya akses, lahan gambut yang mudah terbakar, kedisiplinan yang masih rendah terhadap bahaya karhutla di kalangan masyarakat, serta perambahan lahan akibat masalah-masalah yang berkaitan dengan konflik lahan.
”Persoalan karhutla ini harus ditangani secara bersama-sama. Kita semua, yakni Polda, pemda, BPBD, dan perusahaan punya komitmen yang sama dalam rangka mengamankan Kalsel dari ancaman bencana karhutla. Komitmen bersama, kolaborasi, dan kerja sama ini penting karena bencana karhutla ini sangat kompleks,” tuturnya.
Menurut Joko, apel virtual kesiapsiagaan karhutla ini bertujuan untuk mendorong dan memastikan bahwa semua perusahaaan perkebunan anggota GAPKI dalam posisi siaga untuk mencegah dan menanggulangi karhutla di Kalsel. Setiap perusahaan telah memastikan seluruh aspek pencegahan dan penanggulangan karhutla di wilayahnya masing-masing, mulai dari sarana prasarana, organisasi, dan sistem sudah siaga menghadapi musim kemarau.
”Namun, perusahaan tidak boleh egois menyelamatkan dirinya sendiri jika sudah mempraktikkan yang benar untuk konsesinya. Perusahaan tidak mungkin lagi hanya menanggulangi dan mencegah karhutla di konsesinya, tetapi harus membantu semua kejadian karhutla yang ada di sekitar wilayah konsesi dan di sekitar wilayah perusahaan,” katanya.
Joko berharap upaya pencegahan dan penanggulangan secara bersama-sama dapat mengamankan wilayah Kalsel dari ancaman bahaya karhutla. ”Karhutla di Kalsel harus dicegah dan ditanggulangi dengan secepatnya supaya perusahaan juga bisa tetap beroperasi dengan tenang,” ujarnya.
Inovasi
Sekretaris GAPKI Kalsel Hero Setiawan menambahkan, beberapa inovasi telah dilakukan untuk mencegah dan menanggulangi karhutla. Sejumlah perusahaan anggota GAPKI sudah bekerja sama dengan PT Telkom Indonesia untuk memanfaatkan aplikasi Asap Digital. Mereka memasang kamera pengawas atau CCTV di sejumlah titik rawan karhutla.
”Perusahaan anggota GAPKI saat ini juga banyak yang menggunakan drone (pesawat nirawak) untuk memantau kondisi lahan secara berkala. Ketika ada asap bisa segera terpantau dan dilaporkan ke posko-posko induk di perusahaan masing-masing,” katanya.
Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Kalsel Komisaris Besar Suhasto dalam sambutan tertulis yang disampaikan Kepala Subdirektorat IV Tindak Pidana Tertentu Ditreskrimsus Polda Kalsel Ajun Komisaris Besar Tri Hambodo mengatakan, kejadian karhutla di Kalsel pada 2021 ini jauh menurun jika dibandingkan dengan beberapa tahun sebelumnya. Kondisi itu terjadi karena iklim yang lebih basah dan adanya upaya bersama dalam pencegahan yang dilakukan mulai tingkat desa.
”Untuk penegakan hukum karhutla, kami telah membuat SOP (standar operasional prosedur) penyelidikan dan penyidikan. Kami akan memberikan sanksi tegas kepada masyarakat maupun korporasi sehingga ada efek jera,” katanya.
Sumber: Kompas.id | KEBAKARAN LAHAN : Kalsel Siaga Darurat Hadapi Bencana Karhutla