
Cukupkah Hanya Kebun Sawit yang Berkelanjutan?
Untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan, semua sektor, industri, daerah, poduk/jasa, komoditas harus berkelanjutan. Sayangnya saat ini hanya kebun sawit yang memilik tata kelola dan sertifikasi berkelanjutan
Sejak tahun 2016 lalu sampai tahun 2030, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah memberlakukan platform pembangunan global yang dikenal dengan Sustainable Development Goals (SDGs 2030), menggantikan platform lama MDGs (Millenium Development Goals). Dengan platform baru tersebut, diharapkan terbangkitkan semangat baru dan gerakan bersama untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan disetiap negara, sektor, industri maupun komoditas/produk. Sebab pembangunan yang berkelanjutan hanya mungkin terwujud jika semua sektor di seluruh dunia berkelanjutan.

Bagi yang pernah belajar Ekologi, sangat paham benar bahwa yang namanya ekosistem bersifat menyeluruh dan elemen-elemennya tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Seluruh negara-negara dunia beserta komponen biotik (mahluk hidup) dan abiotiknya (lingkungan fisik) saling tergantung, saling mempengaruhi serta berada dalam satu sistem besar yakni ekosistem Planet Bumi. Karena itulah pemanasan global (global warming) yang berdampak pada perubahan iklim global (global climate change) seperti udara bumi makin panas, banjir, kekeringan, badai, dll bukan hanya dirasakan negara negara maju (penyumbang emisi-emisi terbesar dunia) tetapi ikut dirasakan setiap negara.
Pertanyaannya adalah apakah planet bumi ini akan sustainable jika hanya perkebunan sawit dunia yang luasnya hanya 0,001 persen luas daratan dunia saja yang sustainable ? Jelas tidak mungkin. Ekosistem planet bumi hanya berkelanjutan jika semua negara, semua sektor, semua industri, semua produk/komoditi benar-benar sustainable. Jika demikian, mengapa hanya industri minyak sawit dunia yang dituntut susutainable dan sertifikasi berkelanjutan ? Perlu dicatat, sampai saat ini hanya industri sawit dunia yang telah memiliki tata kelola dan sistem sertifikasi berkelanjutan yakni RSPO dan ISPO.
Demikian juga di Indonesia, dapatkah Indonesia berkelanjutan jika hanya kebun sawit yang luasnya hanya 6 persen daratan Indonesia yang berkelanjutan ? Tentu tidak mungkin juga. Pembangunan Indonesia yang berkelanjutan hanya mungkin diwujudkan jika semua sektor, semua daerah, semua industri, semua produk/komoditi di Indonesia berkelanjutan.
Tentu saja kita sangat setuju perkebunan sawit berkelanjutan. Buktinya dari ribuan komoditas pertanian dan industri hanya minyak sawit yang telah memiliki sertifikasi berkelanjutan. Indonesia adalah satu-satunya negara yang paling maju sertifikasi minyak sawit berkelanjutan. Menurut data RSPO, sekitar 50 persen minyak sawit dunia yang telah mengantongi sertifikasi berkelanjutan, dihasilkan Indonesia. Jadi komitmen pelaku sawit di Indonesia untuk mewujudkan kebun sawit berkelanjutan sudah terbukti dan sudah on the right track.
Lantas, bagaimana dengan jutaan komoditi/produk lainya yang ada diseluruh dunia, kapan memiliki tatakelola dan sertifikasi keberlanjutan seperti sawit ? Juga ratusan produk, jasa, komoditas yang ada di Indonesia, kapan memiliki sistem tata kelola dan sertifikasi berkelanjutan?
Source : Indonesiakita.or.id