Neraca Dagang Bisa Kacau, Minta Tolong Ke Sawit

Jakarta – Samuel Sekuritas Indonesia mendesak pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) segera mengimplementasikan program biodiesel campuran 40% (B40). Dengan begitu, bisa menekan konsumsi BBM, pada saat bersamaan menaikkan permintaan minyak sawit di dalam negeri.

Langkah itu dibutuhkan untuk menjaga defisit neraca migas RI tidak menjadi semakin dalam.

Macro Equity Strategist Samuel Sekuritas Indonesia Lionel Priyadi mengatakan, pihaknya tetap optimistis dengan tren neraca eksternal Indonesia, meski ada sinyal penurunan kinerja perdagangan Indonesia di bulan September 2022.

“Kami tetap pada proyeksi di mana surplus neraca dagang Indonesia akan menyentuh rekor tertinggi baru ke US$50 miliar, dengan surplus neraca berjalan mencapai 1,5% PDB di akhir tahun ini,” kata Lionel kepada CNBC Indonesia, Selasa (18/10/2022).

“Hanya saja, defisit neraca minyak dan gas (migas) akan melaju cepat dan diprediksi akan mencapai level rekor ke US$25 miliar di akhir tahun 2022. Di mana, per September 2022 sudah mencapai US$18,9 miliar),” tambahnya.

Untuk itu, lanjut Lionel, pemerintah harus segera melakukan upaya-upaya untuk memangkas konsumsi bahan bakar minyak (BBM) di dalam negeri.

“Kami mendesak pemerintah mempercepat kebijakan biofuel dan pengembangan kendaraan listrik untuk menekan laju konsumsi BBM. Ditambah, dengan terus menaikkan lifting untuk mengurangi impor minyak tahun depan,” ujarnya.

“Implementasi B40 mendesak diberlakukan segera. Untuk menekan defisit neraca migas tahun ini dan tahun depan. Kalau tidak, bisa jebol neraca dagang tahun depan,” kata Lionel.

Selain itu, dia menambahkan, memacu konsumsi dengan pelaksanaan B40 akan berdampak positif bagi harga minyak sawit mentah (crude palm oil/ CPO).

“Kenaikan demand (permintaan) di dalam negeri pasti membantu menyeimbangkan harga CPO internasional,” kata Lionel.

Sumber: cnbcindonesia.com

EnglishIndonesia