
Perkebunan Sawit Terbukti Efektif Melestarikan Plasma Nutfah Kelapa Sawit
Perkebunan sawit sebagai bentuk pembudidayaan bukan hanya efektif melestarikan plasma nutfah sawit itu sendiri, juga terbukti efektif memperbesar, memanen dan melestarikan multifungsi/multimanfaat sawit secara lintas generasi termasuk dinikmati generasi anak cucu-cicit kita diwaktu yang akan datang
Secara umum, untuk melestarikan biodiversity/palsma nutfah dilakukan melalui tiga cara. Pertama, membiarkan dirawat alam di habitat alamiahnya (In Situ) seperti hutan lindung/konservasi dan Kedua, kombinasi perawatan alam dengan manusia (Ex Situ) pada habitat buatan manusia seperti Kebun Raya atau Kebun Bintang.

Menurut laporan Badan PBB Urusan Pertanian dan Pangan Dunia (FAO), banyak biodiversity dunia yang mengalami kepunahan antara lain karena tidak dibudidayakan manusia. Biodiversity yang berhasil dibudidayakan secara lintas generasi justru dapat dilestarikan dan memberi manfaat bagi masyarakat dunia. Karena itu cara Ketiga, Pembudidayaan tumbuhan merupakan cara yang efektif untuk melestarikan tumbuhan dari generasi ke generasi. Semua tanaman dan ternak yang menjadi bahan pangan dunia saat ini adalah hasil pelestarian dengan cara budidaya.
Contohnya adalah tanaman Kelapa Sawit. Mungkin banyak yang belum mengetahui bahwa kebun sawit Indonesia yang kini seluas sekitar 11 juta hektar berasal dari 4 tanaman plasma nutfah Kelapa sawit Kebun Raya Bogor (KRB) yang ditanam tahun 1848. Keempat tanaman Kelapa sawit KRB tersebut telah punah sejak tahun 1995 silam.
Untunglah para pendahulu kita berinisiatif membudidayakan kelapa sawit jauh sebelum tanaman kelapa sawit KRB punah. Dari buah Kelapa sawit KRB semula disebarkan sebagai tanaman hias (ornamental) di berbagai daerah di Indonesia. Budidaya Kelapa sawit dalam bentuk kebun komersial pertama kali diuji coba tahun 1911 di Pulu Raja (Sumatera Utara), Tanah Itam Ulu (Sumatera Utara) dan Sei Liput (Aceh). Hasilnya memuaskan bahkan produksinya lebih baik dari habitat aslinya di Afrika Barat Daya.
Keberhasilan uji coba komersial tersebut mendorong pengembangan kebun sawit komersial yang lebih luas secara lintas generasi sampai saat ini empat pohon kelapa Sawit KRB telah melahirkan 11 juta hektar Kebun Sawit di Indonesia. Tidak hanya itu, sebagai bagian dari pembudidayaan dari 4 varietas Kelapa Sawit KRB berhasil dikembangkan dan dilestarikan menjadi puluhan varietas Kelapa sawit yang kini berada pada 11 usaha pembibitan Kelapa Sawit Indonesia.
Melestarikan tanaman Kelapa Sawit berarti melestarikan fungsi-fungsi yang dianugerahkan Tuhan pada tanaman kelapa sawit itu sendiri. Fungsi-fungsi yang dimaksud adalah fungsi ekonomi (penghasil biomaterial) dan fungsi ekologis (seperti menyerap karbon dan menghasilkan oksigen). Pembudidayaan Kelapa Sawit dalam bentuk perkebunan merupakan cara memperbesar dan memanen fungsi-fungsi tersebut untuk menghasilkan multimanfaat bagi kesejateraan manusia.
Melalui perkebunan Sawit, dari empat bibit sawit KBR tersebut telah mengantar Indonesia menjadi produsen minyak sawit terbesar dunia sejak tahun 2006. Empat bibit sawit KRB itu juga yang menghasilkan devisa untuk Indonesia sekitar 20 milyar dollar Amerika Serikat setiap tahun.
Perkebunan sawit kini telah berkembang pada sekitar 200 kabupaten mulai dari Aceh sampai ke Papua. Di daerah-daerah tersebut kebun sawit telah memberikan multimanfaat dari multifungsi kebun sawit untuk masyarakat. Berbagai manfaat ekonomi, sosial dan ekologis kebun sawit sudah terdistribusi dan dinikmati masyarakat mulai dari Aceh sampai Papua. Tidak hanya masyarakat Indonesia yang menikmati, masyarakat dunia pun ikut menikmati multimanfaat sawit. Minyak sawit, saat ini telah menjadi minyak nabati utama dunia. Selain menyediakan bahan pangan dan biomaterial, kebun-kebun sawit juga menyerap milyaran ton karbon dioksida setiap tahun dan menghasilkan ratusan juta ton oksigen bagi kehidupan di bumi. Kebun sawit membersihkan dan menyegarkan udara bumi.
Semua multimanfaat sawit tersebut dapat dinikmati secara lintas generasi karena dibudidayakan melalui perkebunan sawit. Dapat dibayangkan, jika seandainya 4 pohon Kelapa Sawit KRB tidak dibudidayakan sejak dahulu, multi manfaat sawit tersebut tidak pernah kita nikmati secara lintas generasi. Dengan pembudidayaan telah terbukti bukan hanya generasi saat ini yang menikmati multi manfaatnya, tetapi juga dinikmati generasi anak cucu-cicit kita yang akan datang. Jadi Pekebunan Sawit sebagai bentuk budidaya tanaman, merupakan cara efektif melestarikan palsma nutfah kelapa sawit.
Source : Indonesiakita.or.id