Bersamaan dengan masa keemasan ekonomi Indonesia menjelang 2030, industri sawit juga akan menikmati masa kejayaan yang lebih berkilau dari masa sebelumnya
Sampai saat ini Industri Sawit sudah mencatat prestasi yang cukup baik bukan hanya perkembangan industri saja tetapi juga kontribusinya dalam pembangunan nasional. Meskipun demikian, masa depan setelah 2020 khusunya dalam masa 2020-2030, industri sawit nasional berpotensi lebih berkilau lagi dari masa sebelumnya. Mengapa?
Pertama, Indonesia dalam periode 2020-2030 akan memasuki suatu era dimana persentasi penduduk usia produktif (umur 15-64 tahun) mencapai sekitar 70 persen, yang disebut sebagai masa bonus demografi. Masa bonus demografi ini ditandai dengan banyaknya (sekitar 70 persen jumlah penduduk) sumber daya manusia produktif dan berkualitas yang berkarya dalam berbagai sektor dalam perekonomian.
Kedua, pembangunan infrastruktur yang sedang dibangun di berbagai daerah akan mendorong perkembangan ekonomi daerah lebih cepat dari masa sebelumnya. Pembangunan infrastruktur jalan dan sistem transportasi trans Sumatera, trans Kalimantan, trans Jawa, trans Sulawesi, trans Papua, tol laut, pelabuhan dan kawasan industri akan mengefisienkan aliran barang dan jasa serta memacu pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di berbagai daerah.
Ketiga, Kemudahan berusaha yang makin membaik dari tahun ke tahun. Proses perijinan dan prosedur investasi yang makin mengalami perbaikan terus menerus, akan mendorong investasi yang makin besar dari tahun ketahun. Perpres Percepatan Berusaha yang baru dikeluarkan Presiden merupakan bagian dari upaya mendorong tumbuh berkembangnya dunia usaha.
Keempat, Ketiga hal diatas akan bermuara pada peningkatan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Diperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia setelah tahun 2020 akan mencapai diatas 7 persen dan mendekati 10 persen menjelang tahun 2030. Akibatnya sebagaimana proyeksi PWC (2017) bahwa tahun 2030 ekonomi Indonesia akan mencapai 5.6 Triliun dollar Amerika Serikat atau terbesar ke-5 Dunia.
Pada masa kegemilangan ekonomi Indonesia tersebut akan meningkatkan secara cepat konsumsi produk-produk akhir oleofood, oleokimia dan biofuel. Jika saat ini konsumsi minyak sawit pasar domestik hanya sekitar 10 juta ton pertahun, menjelang 2030 akan naik setidaknya menjadi sekitar 30 juta ton per tahun.
Tentu masa keemasan industri sawit nasional tersebut tidak jatuh sendiri dari langit. Oleh karena itu industrialisasi sawit nasional perlu dipercepat untuk memanfaatkan masa kegemilangan ekonomi Indonesia tersebut. Peningkatan produktivitas dan replanting harus dipacu secepat mungkin. Menjelang tahun 2030, produksi minyak sawit kita harus meningkat menjadi setidaknya menjadi 60 juta ton dari 35 juta ton saat ini. Hilirisasi Sawit domestik tiga jalur Oleofood complex, oleokimia complex dan biofuel complex harus dipacu lebih cepat.
Source : Sawit.or.id