
Minyak Sawit Buat Neraca Perdagangan RI Makin Berkilau
Januari-Agustus 2017, industri sawit nasional sumbang ekspor 15.2 milyar dollar Amerika Serikat dan membuat neraca perdagangan makin berkilau dengan surplus sebesar 9.1 milyar dollar Amerika Serikat.
Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Indonesia sepanjang Januari-Agustus 2017 mengalami surplus sebesar 9.1 milyar dollar Amerika Serikat. Surplus neraca perdagangan tersebut lebih baik dari masa-masa sebelumnya. Surplus tersebut diperoleh dari nilai ekspor total sebesar 108.8 milyar dollar Amerika Serikat. Sedangkan nilai impor total sebesar 99.7 milyar dollar Amerika Serikat.
Sebagaimana pada masa-masa sebelumnya, industri sawit makin mengukuhkan dirinya sebagai penyelamat neraca perdagangan Indonesia. Selama Januari-Agustus 2017, industri sawit nasional menyumbang surplus (devisa) sebesar 15.2 milyar dollar Amerika Serikat.
Kok sawit dikatakan penyelamat neraca perdagangan? Mari kita bedah lebih lanjut. Jika tidak ada ekspor sawit, maka nilai ekspor kita Januari-Agustus 2017 hanyalah sebesar 93.6 milyar dollar Amerika Serikat. Sementara nilai impor Indonesia pada periode yang sama sebesar 99.7 milyar dollar Amerika Serikat. Berarti tanpa ekspor minyak sawit, neraca perdagangan RI selama Januari-Agustus 2017 mengalami defisit sebesar 6.1 milyar dollar Amerika Serikat. Jadi ekspor sawitlah yang buat surplus neraca perdagangan pada periode tersebut.
Industri sawit bukan hanya sekadar peyelamat neraca perdagangan RI saja. Ekspor minyak sawit telah membuat neraca perdagangan makin berkilau. Dengan surplus 9.1 milyar dollar tersebut, menunjukkan bahwa ekspor sawit makin strategis dalam neraca perdagangan kita.
Ekspor minyak sawit sebesar itu, dihasilkan dari kebun-kebun sawit pada 200 kabupaten pelosok-pelosok di Indonesia. Kebun-kebun sawit tersebut 50 persen adalah kebun-kebun sawit rakyat yang diusahai sekitar 3 juta kepala keluarga petani. Artinya peningkatan ekspor sawit tersebut, juga dinikmati berupa peningkatan pendapatan petani sawit. Peningkatan pendapatan petani ini, selanjutnya meningkatkan pembelian produk-produk lain baik sembako, maupun non sembako. Ini secara keseluruhan menggerakkan ekonomi lokal dan daerah pelosok-pelosok. Sehingga manfaat ekspor sawit juga dinikmati masyarakat yang tidak memiliki kebun sawit di berbagai pelosok. Hal inilah yang disebut inklusifitas ekonomi kebun sawit.
Dalam periode September-Desember kedepan, ekspor minyak sawit tersebut makin meningkat. Diperkirakan tahun 2017 industri sawit akan mencatat rekor baru menghasilkan ekspor sekitar 22 milyar dollar Amerika Serikat. Sehingga makin memperbesar “darah baru” ekonomi lokal, ekonomi daerah dan selanjutnya ekonomi nasional. Mari kita rawat industri sawit nasional.
Source : Sawit.or.id