Geliat Pasar Global, Kerek Ekspor Minyak Sawit Indonesia

Pasar minyak sawit global terus bergeliat seiring dengan menipisnya cadangan minyak nabati di beberapa negara tujuan ekspor. Agustus ini, ekspor minyak sawit Indonesia (tidak termasuk biodiesel dan oleochemical) membukukan peningkatan sebesar 24% atau mencapai 2,98 juta ton dibandingkan bulan Juli lalu yang hanya mencapai 2,40 juta ton.

Meningkatnya ekspor minyak sawit dari Indonesia didukung oleh permintaan dari China yang meningkat sangat signifikan. Selama Agustus Negeri Tirai Bambu ini menaikkan permintaan minyak sawitnya dari Indonesia sebesar 169% atau dari 167,28 ribu ton di Juli melambung menjadi 449,20 ribu ton di Agustus. Ini adalah rekor permintaan tertinggi Negeri Panda sepanjang tahun 2017. China meningkatkan pasokan minyak sawit untuk mengisi stok di dalam negeri.

Bangladesh juga mencatatkan kenaikan permintaan minyak sawit dari Indonesia sebesar 51% atau dari 91,69 ribu ton di Juli naik menjadi 138,17 ribu ton. Mengekor dibelakang ada Amerika Serikat, India dan negara-negara Uni Eropa dengan kenaikan masing-masing 29%, 21% dan 14%. Seperti diketahui sejak Agustus 2017 India efektif memberlakukan kenaikan pajak impor untuk CPO menjadi 15% dan refined product 25% atau masing-masing naik 7,5% dan 15% daripada sebelumnya, kenaikan pajak impor ini tidak menyurutkan para trader untuk membeli CPO dan turunannya. Hal ini dipacu oleh keterbatasan persediaan dan di saat yang sama produksi kedelai di Canada dan Australia juga memburuk karena cuaca yang tidak mendukung. Sehingga ada kekhawatiran stok global minyak nabati akan berkurang dan harga dipastikan akan naik jika pasokan global ketat.

Sebaliknya Pakistan mengurangi impor minyak sawitnya dari Indonesia sebanyak 6%, atau semula pada Juli, Pakistan tercatat mengimpor 206,46 ribu ton berkurang menjadi 194,38 ribu ton pada Agustus. Penurunan juga diikuti oleh negara-negara Afrika dan Uni Eropa masing-masing 3% dan 2,5%.

Sepanjang Agustus 2017 harga rata-rata minyak sawit global tercatat naik 2% atau dari USD 662,50 per metrik ton terkerek menjadi USD 676 per metrik ton, yang bergerak di kisaran USD 652,50 – USD 695 per metrik ton.

Sementara itu, produksi minyak sawit Indonesia sepanjang Agustus 2017 hanya mencapai 3,95 juta ton atau naik 5% dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang hanya mencapai 3,75 juta ton. Ekspor yang cukup tinggi dan tidak dibarengi dengan produksi yang tinggi mulai menggerus stok minyak sawit Indonesia. Pada Akhir Agustus stok tercatat tersisa 2,69 juta ton atau menurun 1% dibandingkan dengan stok bulan sebelumnya.

Di sektor biodiesel, Serapan biodiesel pada Agustus tercatat meningkat signifikan yaitu sebesar 47% atau dari 142 ribu ton di bulan Juli meningkat menjadi 210 ribu ton di Agustus. Dengan peningkatan ini penyerapan biodiesel di dalam negeri telah berjalan dengan konsisten sesuai dengan mandatori biodiesel yang dicanangkan. Penyerapan dalam negeri diperkirakan akan terus meningkat ke depannya.

Jakarta, 9 Oktober 2017
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI)

Informasi lebih lanjut, hubungi:

Fadhil Hasan
Direktur Eksekutif GAPKI
Tel. 021-57943871, Fax. 021-57943872

EnglishIndonesia