JAKARTA – Petani sawit bernama Sugiarto memenangkan sayembara pemecahan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) untuk tandan buah segar (TBS) terberat 2017. Petani asal Desa Tidar Kuranji, Kecamatan Maro Sebo Ilir, Kabupaten Batang Hari, Jambi itu berhasil memproduksi TBS seberat 85,02 kilogram (kg). Sayembara dilaksanakan oleh Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) guna merangsang minat petani plasma meningkatkan produktivitas kebunnya.
Penganugerahan piagam Rekor MURI dan uang pemeliharaan kebun senilai Rp 10 juta telah dilakukan pada acara 13th lndonesian Palm Oil Conference and 2018 Price Outlook di Nusa Dua, Bali, Kamis (2/11) lalu. “Setelah dilakukan verifikasi dan penimbangan TBS di lapangan, TBS milik Pak Sugiarto dinyatakan sebagai pemenang. TBS tersebut seberat 85,02 kg,” ujar Dasrizal Raham, ketua Panitia Sayembara Pemecahan Rekor TBS Terberat 2017 yang dilaksanakan Gapki.
Ketua Umum Gapki Joko Supriyono mengatakan, kompetisi TBS terberat itu untuk merangsang petani plasma agar bisa meningkatkan produktivitas kebunnya. “Ini merupakan upaya kami untuk memberikan semangat kepada para petani agar bersemangat memelihara kebunnya,” jelas dia.
Menurut penuturan Sugiarto, dirinya berusaha maksimal dalam memelihara tanaman sawitnya. Dirinya pun selalu mengikuti bimbingan petugas dari PT Inti Indo Sawit Subur yang merupakan anggota Gapki Cabang Jambi. Sugiarto merupakan anggota petani plasma PT Inti Indo Sawit Subur. “Saya selalu ngopeni kebun saya sesuai arahan perusahaan. Kalau disuruh dibersihkan, ya saya bersihkan. Kalau disuruh dipupuk ya saya pupuk. Pokoknya saya ngikut saja,” ujar Sugiarto yang mengaku warga transmigran asal Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, tersebut.
Sugiarto mengatakan, dirinya memiliki 2 hektare (ha) kebun sawit pemberian pemerintah. Kebun tersebut kemudian ditanami sawit pada 1993 menggunakan benih pemberian perusahaan. Saat ini, dari 2 ha kebun sawitnya rata-rata tiap bulan menghasilkan TBS sebanyak 6 ton. Harga untuk 1 ton TBS pada pekan lalu Rp 1.685.950. Artinya, tiap bulan Sugiarto mengantongi uang Rp 10.115.700.
“Dalam 2 ha tersebut hanya tujuh pohon sawit yang menghasilkan TBS jumbo,” ujar Sugiarto.
Sementara itu, Ketua Gapki Jambi Tidar Bagaskara mengatakan, bibit sawit yang ditanam di kebun milik Sugiarto merupakan bibit unggul bersertifikat. Bibit tersebut berasal dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan. “Pak Sugiarto ini sebagai ketua kelompok tani juga aktif melakukan koordinasi dengan pihak perusahaan. Dia juga sering melakukan pembinaan kepada anggotanya. Beliau punya 2 ha, satu kelompok tani ada 15 kavling atau 30 ha,” kata Tidar.
Menurut Tidar, TBS yang dihasilkan oleh kebun milik Sugiarto memang luar biasa besar. Sebab, rata-rata TBS beratnya berkisar 25-35 kg saja. Tidak semua tanaman yang berada di kavling petani itu bisa menghasilkan TBS seberat 85,02 kg. Biasanya, dalam satu kavling hanya ada 4-7 pohon yang memiliki TBS yang beratnya di atas rata-rata. “Pak Sugiarto ini juga sangat taat dengan aturan panen. Rotasi panen dalam sebulan itu tiga kali, jadi setiap 10 hari sekali melakukan panen. Beliau sangat taat dengan aturan itu,” ujar Tidar. (tl)
Investor Daily | Senin, 6 November 2017