GAPKI Kalsel : Tantangan Pasar Baru dari Afrika, Maroko Minta di Suplai Minyak Goreng Merah

BANJARMASIN – Kebijakan pemerintah India dan beberapa negara di Eropa terkait peningkatan tarif impor bagi produk crude palm oil (CPO) dan turunannya buat pengusaha sektor kelapa sawit di Indonesia harus putar otak.

Keadaan ini juga berpengaruh terhadap pengusaha sektor kelapa sawit anggota Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Kalimantan Selatan (Kalsel).

Padahal, menurut Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Kalimantan Selatan (Kalsel), Totok Dewanto saat ini CPO dan produk turunannya dari Kalsel sebagian besar masih di ekspor.

“Sebagian besar masih ekspor sekitar 70 persen sisanya hanya sekitar 30 persen yang diserap dalam negeri,” kata Totok.

Perluas pasar dengan sasar negara-negara tujuan ekspor baru menjadi alternatif, contohnya beberapa negara di Afrika yang potensial jadi penyerap CPO dan produk turunannya asal Indonesia.

Namun menurut Totok masih ada tantangan dalam strategi ini, khususnya di Afrika. Dimana Maroko yang berminat atas produk minyak goreng curah meminta produk minyak goreng yang disuplai berupa minyak goreng merah.

Hal ini cukup berbeda dan belum menjadi hal yang lumrah bagi produsen-produsen pengolahan minyak goreng di Indonesia.

“Kendalanya itu, belum banyak dilakukan dan perlu penyesuaian produksi dulu,” kata Totok.

Selain Afrika, Rusia juga menjadi negara potensial yang berminat serap produk-produk CPO dan turunannya asal Indonesia.

“Sambutan mereka saat kami expo di sana sangat positif, bahkan diminta buka kantor perwakilan di sana,” kata Totok.

Source : Banjarmasin.tribunnews.com

EnglishIndonesia