Skip to content

Solar Hijau (Green Diesel) : Gagasan Super Optimalisasi CPO (Crude Palm Oil)

Jakarta – Pemerintah berencana mengolah minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) menjadi solar hijau (green diesel) guna mengurangi impor Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar.

Hal itu digulirkan setelah program campuran biodiesel 20 persen (B20) berjalan tak terlalu mulus karena hambatan pasokan.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar menyebut pengolahan CPO menjadi solar hijau akan dilakukan di dua kilang milik PT Pertamina (Persero).

Alih-alih mengimpor produk BBM dari luar negeri, nantinya Pertamina akan menyerap CPO dari pasar domestik. Pada akhirnya, akan mengurangi tekanan defisit neraca perdagangan.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), impor migas periode Januari hingga Agustus 2018 berada di angka US$19,77 miliar, atau melonjak 28,29 persen dibanding tahun lalu US$15,41 miliar. Ini menyebabkan defisit neraca perdagangan menjadi US$4 miliar di waktu bersamaan.

“Setidaknya dengan green diesel, Indonesia tidak perlu impor Solar, karena Solar diganti green diesel. Kedua, kalau ini bisa digunakan lebih banyak lagi, crude yang biasanya diolah diganti CPO, jadi CPO kilang kami akan produksi menjadi green diesel,” jelas Arcandra, Jumat (12/10).

Lebih lanjut, ia menilai green diesel lebih berkualitas dibanding biodiesel lantaran kadar sulfurnya lebih rendah. Selain itu, green diesel tidak seperti bahan bakar nabati (BBN) dalam bentuk Fatty Acid Methyl Ester (FAME) yang bisa menyebabkan degradasi logam (korosi).

“Segala hal memang lebih bagus karena ini ramah lingkungan. Dan negara yang bisa dicontoh dari implementasi green diesel ini adalah Italia, kemarin Bu Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sudah ke sana,” imbuh dia.

Rencananya, dua kilang Pertamina yang akan menjadi sarana pengolahan green diesel adalah Plaju dan Dumai. Namun, karena masih kajian, Arcandra masih belum tahu, apakah dua kilang tersebut akan benar-benar dikonversi khusus CPO atau akan ditambah beberapa unit baru.

“Kami juga belum tahu apakah proyek green diesel ini akan masuk dari bagian penambahan kompleksitas dan kapasitas kilang Pertamina (Refinery Development Master Plan/RDMP) karena kajian ini masih terlalu dini,” pungkas Arcandra.

Sebelumnya, Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan dua kilang Pertamina akan digunakan untuk mengolah green diesel. Bahkan, pemerintah akan menggandeng perusahaan asal Italia, Eni untuk melakukan kerja sama dengan Pertamina terkait hal tersebut.

Source : Cnnindonesia.com | Setelah B20, Kini Pemerintah Wacanakan Program Solar Hijau

Post View : 1487
EnglishIndonesia